Agustus 24, 2015

Back To The Track

Sudah sangat lama rasanya aku telah menelantarkan Blog ini. Blog yang dulu aku jadikan sebagai tempat untuk mencurahkan pikiran dan rasa pribadiku. Seperti ingin menangis, mencari jawaban mengapa aku bisa selama ini meninggalkan aktifitas menulisku di blog ini. Sepertinya aku sholat Taubat, dan kembali ke jalur yang tepat bagi diriku (Back to The Track). Ya Allah, maafkan hambamu yang tidak istiqomah ini...Tulisan ini adalah tulisan penyesalan yang dalam, sekaligus menandakan bahwa aku harus memulainya dari nol lagi.

Walau bagaimanapun aku ucapkan terimakasih kepadaMu ya Rabb, atas sentilanmu di hati dan pikiranku ini.

Bismillahirrohmanirrohiim.
aku berikrar pada diriku sendiri untuk mengawali menulis lagi. Menulis untuk diriku dan orang lain yang membutuhkannya.


Mei 20, 2011

Sukses tanpa ijazah, sebuah pembuktian 10 orang hebat indonesia

Siapa bilang sukses perlu pendidikan yg tinggi, ini contoh 11 orang Indonesia yg sukses tanpa ijazah,yang bisa kita contoh:
1. Andy F Noya.
PimRed Metro TV ini belum lulus sarjana… Satu hal yang menarik, Andy sebenarnya adalah orang teknik. Sejak lulus SD Sang Timur di Malang, Jawa Timur, pria kelahiran Surabaya ini sekolah di Sekolah Teknik Jayapura lalu melanjutkan ke STM Jayapura. “Tetapi sejak kecil saya merasa jatuh cinta pada dunia tulis menulis. Kemampuan menggambar kartun dan karikatur semakin membuat saya memilih dunia tulis menulis sebagai jalan hidup saya,” tutur Andy.

2. Adam Malik

Ternyata orang yg dikabarkan Agen CIA ini ternyata gak pernah ngenyam bangku sekolah.












3. M.H.ainun Najib
Emha Ainun Nadjib hanya tiga bulan kuliah, Pendidikan formalnya hanya berakhir di Semester 1 Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM). Sebelumnya dia pernah ‘diusir’ dari Pondok Modern Gontor Ponorogo karena melakukan ‘demo’ melawan pemerintah pada pertengahan tahun ketiga studinya, kemudian pindah ke Yogya dan tamat SMA Muhammadiyah I. Selebihnya Beliau jadi pengembara ilmu di luar sekolah hingga dia bisa jadi manusia dengan bermacam sebutan (multifungsi).




4. Abdullah Gymnastiar
kiai yang kmarin2 ini santer dengan kasus poligaminya,ternyata sukses menjadi kiai dan wirausahawan (pengusah besar) tanpa ijazah. Walaupun sudah lulus, tapi dikabarkan sampai saat ini blm mengambil ijazahnya.







5. Ajip Rosidi
Dia menolak ikut ujian akhir SMA karena waktu itu beredar kabar bocornya soal-soal ujian. Dia berkesimpulan bahwa banyak orang menggantungkan hidupnya kepada ijazah. “Saya tidak jadi ikut ujian, karena ingin membuktikan bisa hidup tanpa ijazah”. Dan itu dibuktikan dengan terus menulis, membaca dan menabung buku sampai ribuan jumlahnya. Walhasil sampai pensiun sebagai guru besar tamu di Jepang, Dia yang tidak punya ijazah SMA , pada usia 29 th diangkat sebagai dosen luar biasa Fakultas Sastra Univ. Padjadjaran. Lalu jadi Direktur Penerbit Dunia Pustaka Jaya, Ketua Ikapi Pusat, Ketua DKJ dan akhirnya pada usia 43 tahun menjadi profesor tamu di Jepang sampai pensiun.
Berikut Sejarah Pendidikan Beliau :

* Sekolah Rakyat 6 tah di Jatiwangi (1950)
* Sekolah Menengah Pertama Negeri VIII Jakarta (1953)
* Taman Madya, Taman Siswa Jakarta (1956, tidak tamat)
6. Bob Sadino
Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 th mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia dan tidak melanjutkan kuliah. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 t. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.

Pada th 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.

7. Andri Wongso
Anak ke 2 dari 3 bersaudara ini terlahir dari sebuah keluarga miskin di kota Malang. Di usia 11 th (kelas 6 SD), terpaksa harus berhenti bersekolah karena sekolah mandarin tempat andrie kecil bersekolah ditutup. Maka SDTT, Sekolah Dasar Tidak Tamat, adalah gelar yang disandangnya saat ini. Masa kecil hingga remajanya pun kemudian dilalui dengan membantu orang tuanya membuat dan berkeliling berjualan kue ke toko-toko dan pasar.


8. Purdi E Chandra
Sosok Purdi E. Chandra kini dikenal sebagai pengusaha yang sukses. Lembaga Bimbingan Belajar (Bimbel) Primagama yang didirikannya bahkan masuk MURI lantaran memiliki 181 cabang di 96 kota besar di Indonesia dengan 100 rb siswa tiap th.

Bukan suatu kebetulan jika pengusaha sukses identik dengan kenekatan mereka untuk berhenti sekolah atau kuliah. Seorang pengusaha sukses tidak ditentukan gelar sama sekali. Inilah yang dipercaya Purdi ketika baru membangun usahanya.

Kuliah di 4 jurusan yang berbeda, Psikologi, Elektro, Sastra Inggris dan Farmasi di Universitas Gajah Mada (UGM) dan IKIP Yogya membuktikan kecemerlangan otak Purdi. Hanya saja ia merasa tidak mendapatkan apa2 dengan pola kuliah yang menurutnya membosankan. Ia yakin, gagal meraih gelar sarjana bukan berarti gagal meraih cita-cita. Purdi muda yang penuh cita2 dan idealisme ini pun nekad meninggalkan bangku kuliah dan mulai serius untuk berbisnis.

Kini kabarnya sekarang sudah ada lebih dari 500 cabang Primagama di seluruh Indonesia.
9. Hendy Setiono
Hendy Setiono (kebab Baba Rafi) mengawali usaha tahun 2003 di Surabaya. Modalnya hanya Rp 10 jt atau sebuah gerobak burger. Kini bisnisnya berkembang pesat dengan menu makanan utama kebab serta santapan ala koboi (burger serta hotdog). Jumlah cabangnya setiap tahun terus bertambah. Terakhir, terdapat 140 outlet tersebar di 25 kota, antara lain Batam, Bali, Bandung, Banjarmasin, Malang, Gresik, Jember, Kediri, Lampung, Padang, Malang, Makasar, Medan, Pasuruan, Pekan Baru, Karawang, Surabaya, Sukabumi, Semarang, Sidoarjo, Tasikmalaya, Jogjakarta, dan Jakarta.

10. Buya Hamka
HAMKA (1908-1981), adalah akronim kepada nama sebenar Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah. Ia adalah seorang ulama, aktivis politik dan penulis Indonesia yang amat terkenal di alam Nusantara.
Hamka mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau sehingga kelas dua. Ketika usia HAMKA mencapai 10 th, ayahnya telah mendirikan Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di situ Hamka mempelajari agama dan mendalami bahasa Arab. Hamka juga pernah mengikuti pengajaran agama di surau dan masjid yang diberikan ulama terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad Rasyid, Sutan Mansur, R.M. Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo.


semoga in bisa menginspirasi gerak perjuangan hidup anda

Februari 24, 2010

Berbuat baik? Kenapa Harus ditunda?

hai semua, wah sudah cukup lama ni ndak nulis. maklum banyak kerjaan-kerjaan praktis bertarget dan berdeadline yang harus diselesaikan.
Nah, mumpung ada waktu cukup senggang, saya akan menulis tentang kapan kita harus berbuat baik..

sudah sejak kecil kita mendengar kata-kata baik dan buruk. Bahkan mungkin kata-kata itu kita kenal pertama kali setelah kita mengenal nama ayah dan ibu. Berarti baik dan buruk ini kata-kata kuno dong? bisa juga.

Kali ini saya tidak akan membahas pengertian baik dan buruk, sebab sebenarnya kebaikan dan keburukan telah tertanam di hati setiap manusia, dan menjadi modal manusia untuk dapat hidup selayaknya di dunia. Namun kita akan membahas tentang kapan seharusnya kita berbuat baik.

Obyek setiap manusia untuk berbuat baik itu sebenarnya cuman ada 2, yaitu berbuat baik untuk diri sendiri dan berbuat baik untuk sekitarnya yang mencakup baik untuk orang lain maupun makhluk hidup lainnya. Tentunya hal ini teman-teman dah pada tau..he.

Namun yang harus banyak menjadi perhatian kita adalah tidak pada sisi etimologi saja, namun pada sisi aksiologi. ini yang kadang banyak dilupakan. Ternyata ada banyak hal yang menjadi alasan untuk tidak berbuat baik, salah satunya adalah berkaitan dengan waktu. kok?

ada banyak orang yang ingin berbuat baik, namun hanya ada segelintir orang yang mampu dan mau untuk melakukannya. Dari pengalamanku, ada beberapa orang yang ingin berbuat baik namun menunda untuk melakukannya. Aku pernah bertanya pada satu dari mereka tentang mengapa harus menunda?

Dari pertanyaan itu, terkuaklah beberapa jawaban yang pantas kita analisa, yaitu:
1. mereka merasa tidak mampu untuk melakukannya sekarang
2. mereka merasa ada banyak orang yang lebih mampu
3. mereka merasa bukan urusannya untuk berbuat baik atau tidak

Dari tiga jawaban itu kita berfikir ulang:
1. Kenapa tidak mampu sekarang?
sampai sekarang, waktu itu masih menjadi hal yang misterius. kita tidak mengetahui apa yang akan terjadi nanti, besok atau lusa. Rencana yang kita desain untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin untuk nanti, besok atau lusa pun juga tidak bisa kita prediksikan berjalan dengan semestinya. so, jika kita punya kesempatan untuk berbuat baik, jangan pernah ditunda-tunda.

2. Kenapa tidak yakin bahwa kita bisa berbuat?
kita diajarkan untuk melakukan sesuatu dengan yakin, jika tidak yakin lebih baik jangan dilakukan sesuatu tersebut. Berbuat baik adalah kewajiban, dan sifat kewajiban harus dilakukan. Jadi perasaan "yakin" sebenarnya sudah tidak menjadi masalah lagi. lha wong yang akan kita lakukan adalah kebaikan kok ragu..ya to?

3. Kenapa tidak mengambil peran, dan menyerahkan ke orang lain?
Hal ini bisa kita kategorikan sebagai tindakan pelarian diri. Kenapa? sebab berbuat baik itu tergantung dari porsi kemampuan masing-masing, dan saya yakin kita punya kemampuan itu walaupun kecil. kan ada pepatah: serendah-rendahnya iman adalah berdoa. masa berdoa aja ng bisa..:)

oke..cukup sampai disini yah..selalu semangaad untuk berbuat baik..dan ingat!!jangan ditunda tunda

Desember 31, 2009

Selamat Jalan Kakek..selamat jalan Gusdur



Hari ini tgl 31 Desember 2009, penghujung hari pergantian tahun, Indonesia telah kehilangan satu lagi putra terbaik bangsa, yaitu KH. Abdurrahman Wahid. Beliau meninggal pada hari Rabu 30 Desember 2009 jam 18.45 WIB di Rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo karena sakit.

Sosok Kharismatik, unik dan fenomenal ini selama hidupnya telah memberikan karya-karya, pemikiran maupun gerakan bagi kemajuan bangsa ini. Mantan Presiden Indonesia ke 4 ini disetiap gerakannya dari periode ke periode pemerintahan, memberikan inspirasi luar biasa kepada generasi-generasi muda. Keberaniannya mengutarakan ide, gagasan besar kepada bangsa walaupun harus menghadapi rentetan gempuran dari setiap penguasa, menjadi hal yang pantas kita contoh di periode sekarang ini.

Gusdur dilahirkan di kota pesantren yaitu di Jombang Jawa Timur ini adalah sosok yang cerdas. besar dikeluarga pesantren, yaitu pondok pesantren Tebu Ireng. Beliau pernah mengenyam kuliah di Universitas Kairo Mesir, walaupun tidak sampai tamat.

Beliau semasa hidupnya telah mencurahkan segenap tenaga dan pikiran untuk perkembangan agama dengan melalui Organisasi Islam terbesar di Indonesia, NU. Beliau juga sebagai salah satu pendiri Partai berideologi Islam dan kebangsaan,yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang sampai sekarang masih terus menjaga eksistensinya dalam mengawal negeri ini untuk menemukan jalan demi mencapai cita-citanya sebagai negara yang adil dan makmur.

Gusdur dijuluki sebagai bapak Pluralis, adalah karena beliau senantiasa berusaha memperjuangkan egalitarian,menghilangkan batasan2 hak dari tiap suku dan budaya, menemukan formula menarik dari perpaduan budaya dan agama. Di masa menjabat sebagai presiden RI ke 4, beliau telah berhasil menghapuskan aturan yang membatasi kaum keturuan China yang saat pemerintahan sebelumnya (soeharto) tidak bisa hidup dan mendapatkan hak-hak kemanusiaan di Indonesia ini. Dengan perjuangannya, agama Konghucu, sebagai agama mayoritas orang china, menjadi agama yang di akui di Indonesia dan dilindungi oleh undang-undang bagi setiap pemeluknya. penulis berfikir, ini adalah sebuah perubahan monumental yang pernah beliau perankan.

Disebagian orang, gusdur selain menjadi tokoh besar, beliau acapkali di stereotipkan sebagai sosok yang aneh, unik, edan, dan cap-cap berindikasi negatif lainnya. Dan parahnya, ketika beliau meninggal, tidak jarang penulis mendengar ucapan-ucapan yang seharusnya tidak pantas untuk diucapkan.

Memang setiap sosok besar selain mempunyai segudang prestasi mengagumkan, pasti ada sifat ataupun tingkah yang kurang pas. Bagi penulis ini adalah wajar, sebab seberapa besar sosok itu, mereka masih tetap manusia yang punya kelemahan.

Namun yang paling disayangkan, sebagian masyarakat kita tidak menyadari karena hal itu. Gusdur dianggap sebagai beban negara, dan memang pantas untuk segera pulang ke asalnya. Ingin marah rasanya ketika penulis mendengar hal itu.Dalam hati penulis berteriak dan bertanya marah. "apakah kalian benar-benar tau siapa beliau?, dan apakah kalian pernah membaca karya-karya beliau dengan detail?, apakah kalian pernah memperhatikan bagaimana cara beliau hidup dan gerakannya?.

Sungguh memprihatinkan bila masyarakat Indonesia menilai seseorang hanya dari sesuatu yang masih permukaan. Bukankah negara yang besar adalah negara yang selalu mengenang jasa para pahlawannya?

Dengan rasa belasungkawa yang sedalam-dalamnya, atas nama pribadi penulis yang masih banyak kekurangan-kekurangan ini, mengucapkan: "Selamat jalan eyang, selamat jalan Gusdur. Namamu akan selalu penulis kenang di dada ini, dengan segenap kemampuan, perjuanganmu akan penulis teruskan..selamat jalan, dan semoga Allah memberikan tempat yang sepadan dengan amal baktimu..amin

Namun apa dikata,

Desember 20, 2009

Koin Keadilan Untuk mbak Prita


Negeri ini seraya penuh dengan masalah yang tidak populis bagi negara yang katanya sedang mengalami perkembangan. Masih berceceran kesalahan-kesalahan fundamental di aspek fundamental. Akhir-akhir ini yang paling mencolok adalah di wilayah Hukum.

Negara Indonesia yang notabene bergelar negara hukum, sekarang ini telah di uji. Kasus Prita Mulyasari misalnya. kasus yang sampai mengundang decak kesedihan di seluruh lapisan masyarakat.

Ini adalah preseden hukum terburuk yang pernah ada di negeri. Bukti nyata hukum di Indonesia masih bisa dipermainkan oleh penguasa-penguasa yang ingin kebal dalam hukum seperti layaknya orang bijak yang sudah tak perlu hukum. Buktinya, kasus mbak prita yang bermula dari ungkapan ketidaknyamanan pelayanan dari rumah sakit OMNI tangerang, yang diungkapkan lewat surat elektronik dan dikirimkan ke teman2 temannya.Sebuah kewajaran bukan jika sang konsumen menuntut haknya untuk dilayani? tapi kenapa ini dikasuskan? huh

Di wilayah pengadilan, aktor2 penegak hukumpun seraya tak berdaya untuk mengupayakan keadilan yang seadil-adilnya kepada mbak prita. ada masalah apa ini? apakah keadilan hanya mendukung yang terkuat di sisi kekuasaan bukan di sisi kebenaran?padahal pengadilan adalah lembaga yang bertugas untuk menguak dan menjudgment kebenaran dan keadilan?

Kasus mbak prita ini sudah berjalan dengan lama waktu yang sangat tidak semestinya, jika dilihat dari kasusnya ini telah menyita banyak perhatian bagi masyarakat seantero Indonesia. Kesedihan dan keprihatinan luar biasa tersirat di setiap gelaran sidang dan aliran berita media mbak prita ini. Dan pada akhirnya masyarakat sudah tidak tahan menahan gerah yang sudah overload. Puncak ungkapan kesedihan ini adalah digelarnya pengumpulan koin keadilan yang bertujuan untuk membantu mbak prita yang harus membayar uang denda ratusan juta kepad OMNI yang difonis sebagai pihak yang dirugikan.

Dalam kurun waktu yang sangat singkat, koin-koin tersebut sekarang telah menjadi lautan logam. Dan Malam tadi, ceremonial penyerahan koin keadilan untuk mbak prita di sampaikan lewat deretan musik yang di bawakan oleh artis-artis nasional dengan skenario pesta kesedihan yang mengharukan.

penulis berharap, dengan semua kejadian ini, Hukum di negeri kita tercinta ini tergerak untuk menebus dosa, kembali kejalur yang sebenarnya dan menjelma menjadi sumber dari keadilan di negeri ini.amiin

Desember 19, 2009

Mengejar Mimpi


Roda-roda terus berputar, sebuah tanda aku masih hidup sampai sekarang. Matahari masih saja senada dengan tujuanku, dari timur ke barat. Seperti tatapan mataku yang selalu berkiblat ke sana. kerlik masalah tetaplah ada, membuat derita di jiwa dan raga, namun aku tidak akan salahkan itu. Sebab derita itulah yang akan membesarkan aku, membuat keputusan-keputusanku menjadi lebih berbobot dan komprehensif namun juga cepat.

Hampir satu tahun aku hidup dipinggiran ibu kota, bersama teman-teman yang aku udah anggap sebagai saudara. Banyak hal baru aku dapatkan bersama mereka. Entah apa yang membuat kita bisa tetap bertahan, walaupun kadang ada riak air yang memaksa kita membuat kita berhati-hati di masing-masing diri. but its always ok..ng masalah buat kita..malahan membuat kita makin siap untuk hadapi masalah yang lebih besar yang ekuivalen dengan keinginan bersama yang makin besar pula. Ini pengasahan diri aku pikir. Tetapi hipotesisku yang menjawab kenapa kita bisa bersama adalah kita punya satu mimpi dan ketertarikan yang sama..Apa itu? kita Suka ama Dunia PENDIDIKAN.

Ngomong-ngomong soal pendidikan, aku menilai ada yang beda didiriku dari temen-temen. aku punya hasrat yang lebih besar untuk terus melanjutkan pendidikanku, minimal sampai S2. Akupun punya keinginan untuk mengambil training-training untuk mendukung sekaligus mempersiapkan S2 itu. keinginan itu muncul sudah 1 tahun yang lalu ketika aku masih bertengger di kota samarinda yang kelabu itu. Beda dengan teman-temanku, konsentrasi mereka sudah beranjak ke tangga yang lebih tinggi, yaitu menikah..

Dan ini jadi kabar baik bagiku, liburan akhir tahun ini. apa itu? Bapak siap investasi buat aku untuk ikut training. butuh sekitar 5 juta untuk penuhi itu. its ok, kata ayahku yang aku sayangi dan kagumi itu. dan ini adalah anugerahku yang pantas aku syukuri, aku diberikan ayah sebijak beliau..i love you ayah

Mimpi haruslah dikejar, tercapai ataupun tidak, itu bukan masalah. yang paling penting kita berusaha beranjak dari tempat kita dahulu dan sekarang untuk tempat berlabuh kita di masa depan.